SLG (Simpang Lima Gumul) Kediri menjadi titik tengah kawasan seluas sekitar 13 ha yang dijadikan bupati Kediri saat itu, Sutrisno, sebagai Pusat Kawasan Bisnis atau populer disebut Central Business District (CBD) Kabupaten Kediri. CBD dengan SLG Kediri sebagai ikonnya adalah megaproyek prestisus. Sebagai pusat bisnis, kawasan tersebut memiliki konsep awal dengan pembangunan pusat pertokoan modern, mal, hotel berbintang, wisata kuliner dan rekreasi, hingga terminal.
Rencana Kabupaten Kediri untuk membangun dan mengembangkan kota mandiri di Simpang Lima Gumul (SLG) masih membutuhkan proses yang panjang. Pasalnya, total kebutuhan investasi yang dibutuhkan untuk merealisasikannya mencapai Rp1 triliun lebih. Saat ini perencanaan pembangunan kota baru di SLG sedang dilakukan, dan disana akan dijadikan sebuah kota mandiri dengan berbagai fasilitas yang dapat memacu perkembangan di sana terutama pada sektor ekonomi seperti pusat grosir, water park, dan juga perhotelan.
Menurut Imadudin, Kasi Promosi dan Kerjasama Kantor Penanaman Modal Kabupaten Kediri, untuk merealisasikan mega proyek seluas 37 hektar tersebut dibutuhkan investasi sebesar Rp 1 triliun lebih. Untuk itu, lanjutnya, pihak Pemkab Kediri mengundang investor dalam negeri khususnya yang ada di Surabaya untuk berinvestasi di sana. "Kami melihat, potensi Kediri cukup besar untuk dikembangkan. Dan di Surabaya ini sangat banyak pengusaha besar yang mungkin mau berinvestasi di sana," harapnya.
Sejauh ini, fasilitas yang sudah terbangun di sana adalah monumen SLG, infrastruktur dasar seperti akses jalan, pasar dan perbankan. Pemerintah Kabupaten Kediri juga segera mendirikan tempat hiburan air atau water park dan pusat perbelanjaan di kawasan monumen Simpang Lima Gumul (SLG). Pembangunan kawasan wisata yang akan dimulai tahun ini tersebut menelan biaya Rp 100 miliar.
Bupati Kediri, Sutrisno mengatakan pembangunan water park dan pusat perbelanjaan ini merupakan salah satu upaya untuk mempercepat pertumbuhan kawasan SLG agar tidak terlihat mangkrak. Sebab, sejak dimulai pembangunannya pada tahun 2003 silam, hingga kini kawasan tersebut belum berfungsi sama sekali sesuai peruntukannya. “Tahun ini juga pembangunan itu dimulai,” kata Sutrisno kepada Tempo, Jumat (8/1).
Sumber pembiayaan pembangunan tersebut tidak akan menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Kediri. Hal ini dikarenakan telah adanya tawaran kerjasama dari konsorsium pengusaha yang bersedia mengucurkan dana Rp 100 miliar.
Sementara untuk pembangunan fasilitas lainnya seperti trade center atau mall dan hotel masih diusahakan. Keinginan membangun trade center tersebut diyakini bisa memperpendek jarak ke pusat grosir. Pasalnya, tempat tersebut akan dirancang sebagai pusat grosir untuk wilayah Kediri dan sekitarnya. Dengan pembangunan SLG ini, diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kediri dari 4% di tahun ini menjadi 5%. Sebab disini pasti ada multiplier effect nantinya.
Kawasan itu dibangun dengan sistem multiyears atau tahunan, sejak 2003 dan hingga kini masih berjalan. Total dana yang sudah dikeluarkan untuk proyek menara itu sudah mencapai Rp300 miliar.
Menurut pemikiran saya sudah seharusnya kerjasama dengan para investor dilakukan sejak dulu supaya dapat mengurangi beban keuangan daerah dan pengembangan serta pembangunan kawasan CBD SLG tidak mangkrak. Namun demikian, sebaiknya pembangunan dan pengembangan dari proyek ini diawasi dengan ketat agar tidak terjadi kebocoran dana yang dapat merugikan pemerintah. Serta pembiayaan yang ada seharusnya dapat dilakukan dengan transparan sehingga tidak menimbulkan beberapa kecurigaan dari beberapa pihak yang nantinya juga dapat menghambat pembangunan serta pengembangan kawasan CBD SLG. Dan dengan pengembangan yang dilakukan dengan bantuan pihak swasta, diharapkan pembangunan proyek ini dapat berkembang ke arah yang lebih baik, tidak “asal jadi”. Da dengan suksesnya megaproyek SLG ini nanti, roda ekonomi yang ada di kawasan tersebut akan dapat terpacu dengan adanya CBD tersebut dan SLG benar-benar bisa menjadi ikon baru Kabupaten Kediri.
6 comments:
dalam pembiayaan simpang gumul kebo,,, sknario apa yang digunakan pemerintah untuk mempercepat pengmblian biaya ???
btw, yg komen di atas itu kampungan bgt yaaa.... ckckck
konsep pengembangan yg cukup menarik.
tapi, Apa anda yakin dengan pendanaan yg cukup besar tsb SLG akan mmberikan kontribusi yg besar pula bagi perekonomian kdiri?? dan juga sanggup mnjadi landmark baru kdiri???? mengingat adanya pabrik rokok gudang garam yg lebih dulu eksis dan menjanjikan PAD yg besar.
Slah ketik itu Jon,,,maksudnya simpang lima gumul
Nih pertanyaan tamabahn
Argumn pegantar
landmark merupakan suatu sarana fasilitas yang menjadi trenmark atau icon dari kota...dan seharusnya saling berkaitan dan mendukung dengan kegaitan lainnya..
bagaimana SLG bisa mengakomodir argumen tersebut ??
pendasran SLG ditaruh distu apa ??
knp kok pake desain spt itu ??
APkh hanya digunakan sebagai pajangan ??
apa bisa simpang gumul ini dikelola swasta ??
Mirtha Firmansyah: wah, anda sepertinya antusias sekali dengan tema ini. Sekenario yang dapat diambil disini adalah kombinasi dari konvensional dan nonkonvensional. Pembiayaan yang melibatkan pembangunan infrastruktur didanai oleh pemerintah Kab. Kediri, sedangkan dalam pengembangannya seperti Water Park, Mall, dan sebagainya pemerintah menggandeng pihak swasta/ investor. Hal ini sudah terbukti dengan adanya investor yang masuk dalam pembangunan water park disini.
mengenai argumen tentang keterkaitan pada landmark, sudah dapat dilihat dengan adanya pembangunan sarana dan prasarana yang berpusat pada SLG tersebut. seperti terminal, mall, taman hiburan, dsb. tentu saja itu saling berkaitan dan mendukung kegiatan lain yang ada disitu.
Pendasaran ditaruhnya SLG disitu karena simpang lima tersebut adalah titik strategis karena merupakan titik bertemunya arus pergerakan manusia dan barang yang akan menuju ke daerah lain.
desain seperti itu dipakai untuk menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat lokal maupun luar daerah. dikelola swasta? bisa saja, asal dengan pengelolaan tsb bisa menjadikan SLG itu menjadi lebih baik.
Memang merupakan sebuah ide yg inovatif untuk menjadikan CBD SLG .......
Akan Tetapi, Apakah Kota Kediri tersebut benar-benar dapat menjadi sebuah kota Mandiri seperti BSD City (Bumi Serpong Damai)?
Brian: terima kasih atas pertanyaannya.tentu saja sebagai pusat CBD baru kawasan ini akan menjadi motor penggerak ekonomi kawasan-kawasan sekitarnya. dengan konsep pembangunan yang ada, kontribusi yang akan didapatkan cukup besar bagi Kab. Kediri, terutama area sekitar CBD tersebut.
Tentang Landmark, tidak ada persaingan siapa yang lebih besar di sini disini, Gudang Garam menjadi landmark Kota Kediri, sedangkan SLG yang terletak di Kabupaten Kediri menjadi landmark di Kabupaten tsb. Masalah PAD, keduanya kan tidak saling mempengaruhi secara negatif. Yang saya maksud disini adalah dengan adanya SLG kan tidak menurunkan PAD Kota Kediri terhadap adanya Gudang Garam.
Post a Comment